Rabu, Oktober 22, 2008

‘Ku Jaga Senyummu
Jangan Kubur Senyumku


Apa yang paling bermakna dalam keseharianku belakangan ini?
Jawabannya adalah berjuang menjaga indahnya senyuman yang selalu meneduhkan dan menentramkan hati.
Sampai sekarang tak pernah terbayang apa jadinya kalau senyum itu musnah.
Satu hari saja awan kelabu menutupinya, hariku pun ikut kelabu.
Entah apa maksudnya.
Entah kenapa itu bisa terjadi.
Yang pasti senyum itu ibarat nafas dan kekuatan bagiku untuk jalani hari-hariku.

Bagaimana dengan senyumku?
Apakah aku juga berjuang menjaga senyumku agar tak hilang dan berlalu dari pipi?
Ya...
Aku masih memperjuangkannya.
Aku senantiasa berjuang untuk menjaganya tetap ada dan bersinar, laksana bunga matahari yang mekar dan mewarnai indahnya hari.

Akan tetapi, sewaktu ada suatu hal yang mencoba mencuri dan mengubur senyum dari pipiku.
Dan aku pun hampir tak berdaya dibuatnya.
Hampir pupus semua senyuman dari pipiku.
Sampai akhirnya ada suatu kekuatan yang akhirnya membuat aku bertahan : SENYUMMU.

Indahnya dunia karena senyuman.
Jadi, berikanlah senyuman yang termanis kepada siapa pun, khususnya kepada orang-orang yang kita sayangi.
Kala hati mulai kelabu, ingatlah satu senyuman yang bisa memberikan kekuatan baru dalam dirimu.
DIJAMIN!!!!

Thanks for make me strong... :)

Jumat, Oktober 03, 2008

MENCARI JATI DIRI

Nyaman dalam satu keadaan adalah kondisi yang paling menyenangkan dalam hidup. Karena dengan demikian semua pekerjaan, semua tugas yang diberikan dan dipercayakan pasti bisa terselesaikan dengan baik.
Akan tetapi, kenyamanan itu bukan berarti tanpa masalah dan tanpa tantangan sama sekali.
Yang namanya berjuang untuk dapatkan sesuatu yang lebih baik pasti ada tantangannya.
Namanya juga berjuang.

Dalam perputaran kehidupanku, ada yang bisa kusebut tempat nyaman dan menyenangkan, ada yang menengah – menyenangkan tapi masih ada pedihnya, ada tempat yang kadar pedihnya lumayan tinggi.
Tapi, bagaimanapun kisahnya, semua harus aku jalani.
Satu per satu harus dihadapi.

Belum selesai....

Ketika Cinta Tak Bisa Bicara

Bagaimana rasanya menyimpan perasaan yang begitu dalam tapi tak terkatakan?
Bagaimana rasanya menyembunyikan perasaan yang sudah ternyatakan dengan jelas dalam perbuatan?

Haruskah untaian kata tetap jadi senjata?

Cinta...
Perasaan yang begitu besar, yang bisa mengalahkan segalanya.
Cinta...
Sesuatu yang begitu luar biasa, yang bisa membuat batu melunak.
Cinta...
Suatu anugrah yang begitu indah, yang bisa menutupi semua pedih dan perih.


Pertanyaannya :
Apakah cinta akan jadi milikku?
Ketika semuanya tak terungkapkan dengan bahasa...
Ketika semuanya tak terdefenisikan dengan kata...
Akankah?